Di daerah Euljiro, ada banyak restoran tua yang telah berdiri selama puluhan tahun. Restoran-restoran yang disebut sebagai
nopo (restoran bersejarah) ini tidak hanya menyediakan makanan mengenyangkan bagi para pekerja di sekitarnya, tetapi juga dikenal dengan rasa masakannya yang luar biasa.
Karena alasan ini, banyak orang dari luar daerah meluangkan waktu untuk mengunjungi
nopo ini. Kebanyakan dari
nopo ini telah dioperasikan turun-temurun dan menyimpan banyak cerita seiring dengan sejarahnya.
Setelah matahari terbenam, Nogari Alley di Euljiro 3-ga dipenuhi orang-orang yang menghabiskan hari dengan bir dan nogari (pollock muda kering). Pada tahun 2015, Pemerintah Metropolitan Seoul menetapkan gang tersebut sebagai Warisan Masa Depan Seoul karena nilai budayanya.
ⓒ Lee Yusin
Daerah Euljiro, yang terletak di pusat Seoul, merupakan kawasan representatif yang terkenal dengan banyaknya nopo. Di setiap gangnya, tidak hanya terdapat percetakan, bengkel las, dan bengkel kayu, tetapi juga berjejer restoran dan pub dengan papan nama yang sudah usang. Pada akhir tahun 1960-an, dengan dibangunnya Sewoon Plaza, gedung rumah-toko pertama di Korea, membuat tempat ini semakin ramai. Kawasan yang sempat makmur hingga tahun 1980-an ini lambat laun menjadi daerah yang ketinggalan zaman. Hal ini disebabkan oleh struktur industri Korea yang berubah dengan cepat. Kertas cetak dengan cepat digantikan dengan berkas komputer. Cahaya pabrik yang terang hingga larut malam perlahan-lahan menghilang dalam kegelapan.
Jalan yang tampaknya tidak akan banyak dikunjungi orang lagi mulai bangkit kembali sejak akhir tahun 2010-an. Para seniman mulai membuka studio di gang-gang yang masih mempertahankan bentuk aslinya. Setelah para seniman berkumpul, gang-gang itu mulai mendapatkan kembali kesibukannya, dan antrean panjang orang yang ingin mencicipi makanan terbentuk di depan nopo. Selama ini, nopo di Euljiro dianggap hanya sebagai restoran tua yang sering dikunjungi oleh lansia atau orang-orang bekerja di sekitarnya. Namun, akhir-akhir ini, Euljiro telah menjadi tempat yang populer, sehingga nopo yang berada di daerah itu pun mulai dikenal di kalangan generasi muda sebagai restoran yang populer.
Sebuah gang di sebelah Daelim Plaza, terkenal dengan perut babi panggangnya. Dalam beberapa tahun terakhir, tempat ini menjadi destinasi populer di kalangan anak muda. Antrean panjang sering kali terjadi di depan restoran Euljiro, yang sebagian besar telah menjalankan bisnisnya selama lebih dari 20 tahun.
ⓒ Organisasi Pariwisata Seoul
Restoran Pyeongyang Naengmyeon yang Terkenal
Pyeongyang naengmyeon adalah makanan tradisional dari Pyeongyang, ibu kota Korea Utara. Makanan ini terbuat dari mi gandum hitam yang disajikan dalam kaldu daging yang dimasak lama. Pada tahun 1930-an, orang-orang dari Pyeongyang mulai membuka restoran naengmyeondi Seoul. Dengan ini, naengmyeon menjadi makanan musim panas yang populer. Pyeongyang naengmyeon terdiri atas mi yang digulung dalam kaldu yang terasa tidak terlalu kuat, dengan irisan pir dan telur dadar tipis di atasnya. Dengan sekilas pandang, sepertinya rasanya tidak istimewa, namun semakin sering Anda memakannya, Anda semakin tertarik dengan rasanya yang sederhana dan jernih.
Restoran Woo Lae Oak, yang terletak hanya satu menit berjalan kaki dari stasiun kereta bawah tanah Euljiro 4-ga, adalah salah satu restoran pyeongyang naengmyeon yang paling populer oleh para penikmat kuliner. Jang Won-il dan istrinya, yang membuka restoran ini pada tahun 1946 juga berasal dari Pyeongyang. Setelah dia meninggal pada tahun 1972, restoran ini dioperasikan oleh keturunannya hingga sekarang. Saat kali pertama dibuka, diberi nama Seobukgwan. Nama ini merujuk pada wilayah Provinsi Pyeongan, Provinsi Hamgyeong, dan Provinsi Hwanghae yang terletak di bagian utara Semenanjung Korea. Empat tahun setelah dibuka, saat Perang Korea meletus, pemiliknya terpaksa menutup toko dan mengungsi seperti orang lain. Setelah perang berakhir, saat restorannya dibuka kembali, mereka menggunakan nama baru, Woo Lae Oak di plang nama. Itu berarti ‘rumah yang kembali lagi’.
Woo Lae Oak semakin berkembang seiring berjalannya waktu, bahkan mereka sempat menjual hingga 2.000 porsi sehari. Restoran ini tidak hanya populer bagi orang-orang yang bekerja di sekitar Euljiro, tetapi juga dikunjungi oleh banyak orang dari luar daerah. Orang-orang yang datang ke Seoul dari daerah lain biasanya mengunjungi Istana Changgyeonggung dan pasti mampir ke sini untuk mencicipi naengmyeon. Rahasia rasa lezatnya terletak pada kaldunya yang dibuat dari daging sapi yang direbus dalam waktu lama. Kandungan gandum hitam dalam mi juga tinggi. Ketika dimakan, mi terasa sangat lembut sehingga meluncur dengan mudah ke kerongkongan. Di Woo Lae Oak, tidak hanya ada pyeongyang naengmyeon saja. Bulgogi yang dimasak di panggangan dengan pinggiran cekung dan bagian tengah yang menggembung juga luar biasa. Bumbu yang tidak terlalu kuat namun sedikit manis meningkatkan rasa bulgogi. Para tamu asing juga menyukai bulgogi ini.
Selain Woo Lae Oak, ada juga Eulji Myun Oak (Eulji Myeonok), sebuah restoran pyeongyang naengmyeon terkenal lainnya di daerah Euljiro. Restoran ini dibuka pada tahun 1985 dan telah memasak dan menjual naengmyeon di lokasi yang sama selama sekitar 40 tahun. Saat kabar penggusuran mereka akibat pembangunan kembali pusat kota tersebar, banyak orang menyayangkan hal itu. Pada hari terakhir operasional mereka, tanggal 25 Juni 2022, sekitar seratus pelanggan sudah datang dan mengantre panjang di luar bahkan sebelum toko dibuka. Mereka berbagi momen terakhir Eulji Myun Oak.
Pyongyang Naengmyeon dari Woo Lae Oak. Kaldu untuk hidangan ini biasanya terbuat dari daging sapi, namun terkadang jus dongchimi (kimchi air lobak) dicampur untuk mendapatkan rasa yang lebih menyegarkan. Hidangan mie dingin ini dihiasi dengan irisan pir dan lobak yang direndam dalam garam, cuka, dan gula.
ⓒ Park Mee-hyang
Dibuka pada tahun 1985, Eulji Myeonok terkenal dengan Pyongyang naengmyeonnya. Pesonanya yang unik disukai oleh pelanggan lama dan pelanggan baru. Setelah kalah dalam pertarungan hukum yang panjang, perusahaan tersebut terpaksa ditutup pada tahun 2022.
ⓒ Shinhan Card, URBANPLAY
Kisah Awal Gang Bir
Kementerian Usaha Kecil, Menensgah dan Rintisan telah melaksanakan proyek ‘Toko Seratus Tahun (Hundred-Year Stores)’ sejak tahun 2018. Kebijakan ini bertujuan untuk memilih dan mendukung toko-toko yang telah dicintai oleh pelanggan selama lebih dari 30 tahun dan memiliki nilai sejarah serta potensi pertumbuhan di masa depan.
Eulji OB Bear terpilih sebagai Toko Seratus Tahun pada tahun pertama pelaksanaannya. Toko yang dibuka pada tahun 1980 ini menjual bir draft segarnya. Karena kesegaran bir draft sangat penting, pemilik toko menyimpan tong bir di dalam lemari es dengan pengatur suhu, menjaga suhu 4°C pada musim dingin dan 2°C pada musim panas. Kesuksesan toko ini tidak hanya karena bir draft yang selalu segar setiap saat, tetapi juga karena hidangan sampingan yang disajikan, yaitu nogari. Nogari adalah anak ikan pollock yang dikeringkan. Pemilik toko memanggang nogari yang telah dikeringkan dengan baik di atas arang hingga kecokelatan dan menyajikannya dengan saus gochujang buatan sendiri. Harga hidangan ini sangat terjangkau sehingga cocok untuk pekerja kantoran yang ingin makan enak tanpa menguras kantong.
Nogari yang dipanggang hingga gurih segera menarik perhatian pelanggan. Tidak ada yang lebih baik dari ini sebagai camilan untuk dimakan dengan bir. Ketika berita mulai tersebar, pub kecil yang hanya berukuran 19,8㎡ ini menjadi sangat ramai hingga tidak ada tempat untuk berdiri. Orang-orang mulai menyebut gang di Euljiro 3-ga ini sebagai ‘Gang Nogari’ dan tempat ini menjadi terkenal sebagai lorong bir yang mewakili Korea. Sebelum pandemi COVID-19, festival bir diadakan setiap tahun pada bulan Mei, dan lorong itu penuh dengan kegembiraan. Pada tahun 2015, Pemerintah Metropolitan Seoul mengakui nilai lorong ini dan menetapkannya sebagai Warisan Masa Depan Seoul (Seoul Future Heritage), dengan menunjuk Eulji OB Bear sebagai toko asli Gang Nogari.
Salah satu kesedihan dari nopo adalah masalah pemindahan akibat konflik dengan pemilik gedung atau pembangunan kembali kota. Eulji OB Bear juga tidak terkecuali. Setelah pertarungan hukum selama lima tahun dengan pemilik gedung yang baru, toko ini akhirnya dirobohkan secara paksa pada April 2022. Kisah tentang protes oleh pelanggan dan organisasi sipil yang menghargai toko ini tersebar. Pada Maret 2023, toko ini dibuka kembali di dekat Jalan Buku Jalur Gyeongui di Mapo-gu, tetapi masih berharap agar bisa kembali ke Euljiro suatu hari nanti.
Awal mula Golbaengi Alley, di selatan Stasiun Euljiro 3-g, dimulai pada tahun 1970-an ketika golbaengi muchim (salad siput laut pedas) menjadi akomodasi reguler untuk menikmati bir. Sebagian besar restoran di sini telah menjalankan bisnisnya selama lebih dari 30 tahun.
ⓒ Shinhan Card, URBANPLAY
Ketika Eulji OB Bear dibuka pada tahun 1980, pemiliknya Kang Hyo-keun memanggang pollock muda kering dan menyajikannya dengan bir. Kombinasi baru ini menjadi populer, dan gang tersebut dijuluki Nogari Alley setelah bar lain yang menyajikan makanan ringan populer dibuka di dekatnya.
ⓒ Organisasi Pariwisata Korea
Rasa dan Ketulusan yang Tidak Berubah
Selain itu, Joseonok, Munhwaok, dan Yangmiok adalah nopo yang mewakili daerah Euljiro. Di antaranya, yang paling bersejarah adalah Joseonok yang dibuka pada tahun 1937. Restoran ini dikenal sebagai tempat untuk makan iga sapi yang benar-benar enak di Seoul. Rahasia rasa yang enak adalah iga sapi yang dimarinasi dalam kecap asin, minyak wijen, bawang putih, gula, dan bumbu lainnya selama sehari sebelum dibakar di atas arang. Putra pendiri restoran ini, Kim Jeong-hak, terkenal sebagai pendiri majalah bulanan “Baduk” yang masih terbit hingga saat ini.
Munhwaok, yang terletak dekat stasiun Euljiro 4-ga, adalah restoran seolleongtang (sup tulang sapi) yang dibuka pada tahun 1952. Ciri khasnya adalah kuah yang terbuat dari tulang sapi dan sandung lamur. Yangmiok, yang telah berada di Euljiro 3-ga selama beberapa dekade bersama Joseonok, adalah restoran yang mengkhususkan diri pada masakan usus sapi. Restoran yang dibuka pada tahun 1992 ini terkenal karena sering dikunjungi oleh mendiang mantan presiden Kim Dae-jung. Sayangnya, pada tahun 2021, restoran ini hancur akibat kebakaran, maka sekarang cabang Namdaemun mempertahankan rasa masakannya. Meskipun nopo mengalami perubahan fisik seiring waktu, masih ada hal yang tetap sama, baik dulu maupun sekarang. Yang masih sama adalah mereka selalu menyambut pengunjung dengan rasa dan ketulusan yang tidak berubah.